Bisa Apa Lensa Kontak Pintar Google?


Setelah memantapkan teknologi lensa kontak pintar, Google semakin serius mengembangkan teknologi tersebut dengan menjalin kemitraan bersama perusahaan farmasi Novartis asal Basel, Swiss.

Lensa kontak pintar Google yang dikembangkan mulai Januari 2014, dibekali kemampuan menganalisis cairan mata manusia untuk memberi ukuran yang konstan tentang kadar glukosa darah dan bermanfaat untuk penderita diabetes.

Nah, hasil analisis itu dijanjikan dapat dikirim secara nirkabel ke perangkat mobile dan membantu penderita diabetes untuk mengetahui kondisi mereka sendiri.

Novartis memili lisensi teknologi untuk lensa kontak pintar. Melalui anak perusahaannya di bidang kesehatan mata, Alcon, Novartis akan mengembangkan lensa kontak pintar menjadi produk komersial.

Pendiri Google Sergey Brin mengatakan, pihaknya sangat bersemangat bekerjasama mengembangkan teknologi baru dengan Novartis demi meningkatkan kualitas hidup jutaan orang.

Selain dirancang untuk penderita glukosa, Novartis melihat teknologi lensa kontak pintar ini juga dapat ditujukan kepada penderita rabun untuk membantu melihat secara fokus.

Related Posts:

3 Laptop “Bay Trail” Ekonomis Lenovo Sudah Masuk Indonesia


Lenovo mulai memasukkan produk-produk laptop terbaru berbasis Intel Celeron “Bay Trail” ke pasaran Indonesia. Prosesor tersebut tertanam di tiga model laptop yang diluncurkan di Jakarta, Kamis (17/7/2014) kemarin.

Mereka adalah Lenovo E10, S20-30, dan Lenovo G40-30. Masing-masing mengusung ukuran layar berbeda, meski komponen internalnya sebanding.

Ketiganya merupkan model ekonomis yang memakai prosesor Celeron N2830 dipadu RAM DDR3 sebesar 2 GB, serta belum dipasangi sistem operasi (DOS).

“Semuanya sudah bisa diperoleh di pasaran, kecuali S20-30 yang akan segera meyusul pekan depan,” kata Senior Product Specialist Lenovo Hero Chandra ketika dijumpai seusai acara peluncuran.

E10 merupakan model terkecil serupa netbook dengan bentang layar 10 inci dan hard disk 320GB. Laptop berbobot 1,1 Kg yang ditujukan untuk kalangan pelajar dan mahasiswa ini dibanderol seharga Rp 2,9 juta.

S20-30 memiliki bentang layar yang sedikit lebih lebar dibandingkan E10, yakni 11,6 inci. Kapasitas hard disk yang terpasang mencapai 500GB. Harganya dipatok Rp 3,1 juta.

Adapun G40-30 datang dengan layar paling lebar, 14 inci, dengan harddisk 500GB. Harganya yang sebesar Rp 3,5 juta juga paling tinggi dibanding kedua model lain.

Menurut Hero, ketiga laptop ini merupakan model-model pertama dari Lenovo yang memakai prosesor Intel Bay Trail (Celeron). “Khusus untuk E10, Lenovo merupakan yang pertama membuat laptop Bay Trail dengan layar 10 inci,” imbuhnya.

Di samping ketiga laptop, Lenovo turut meluncurkan PC desktop mini tower H500s yang diperkuat prosesor Intel Pentium Bay Trail, RAM 4GB, dan hard disk 500GB. Harga produk ini dipatok sebesar Rp 4,5 juta.

Related Posts:

Foto Selfie Pertama di Luar Angkasa

Selfie alias menjepret diri sendiri di luar angkasa sepertinya hanya bisa dilakukan oleh para astronot. Lantas, siapakah astronot pertama yang menjepret dirinya sendiri di atas sana?

Jawabannya kemungkinan besar adalah Edwin Eugene Aldrin atau biasa juga disebut Buzz Aldrin. Aldrin adalah salah satu awak yang ikut dalam misi Apollo 11, misi pertama yang berhasil mendaratkan manusia di bulan pada tahun 1969.

Aldrin yang saat ini berumur 84 tahun, menjadi astronot kedua setelah Neil Armstrong yang menginjakkan kakinya di permukaan bulan. Belakangan terungkap, Edwin pula yang menjadi astronot pertama melakukan selfie di luar angkasa.

Bertepatan dengan perayaan 45 tahun pendaratan manusia ke bulan, Aldrin memposting di Twitter foto dirinya kala sedang selfie di angkasa. Dikutip detikINET dari Metro, Senin (21/7/2014), foto tersebut diambil pada tahun 1966, tiga tahun sebelum Aldrin dan rekan-rekannya mencapai bulan.

Di Twitter, Aldrin menulis, "Tahukah Anda bahwa saya mengambil foto selfie pertama di luar angkasa saat misi Gemini 12 tahun 1966?" Kicauan Aldrin diakhiri kalimat "BEST SELFIE EVER".

Dalam foto, terlihat Aldrin menjepret diri sendiri di angkasa dengan latar belakang planet bumi saat menjalankan misi Gemini 12 pada November 1966. Kala itu, Aldrin diminta memotret sinar ultaviolet dari bintang dengan kamera yang ada di kendaraan angkasanya.

Related Posts:

Chrome Versi 36 Sudah Bisa Diunduh


Kini Versi terbaru peramban milik Google sudah bisa diunduh. Chrome versi 36 tersebut tersedia dalam versi Windows, Mac, dan Linux. Google menyertakan beberapa update dalam perambannya ini.
Google juga berencana merilis versi Chrome terbaru untuk OS Android dalam waktu dekat ini.
Dalam Chrome 36 versi desktop, Google memberikan perbaikan seperti dalam rich notifications, update mode Incognito, launcher Chrome untuk Linux, serta banyak perbaikan bug untuk mendukung stabilitas dan performanya.

Notifikasi yang ditampilkan Chrome versi 36 tersebut kini juga terlihat lebih datar dengan ikon yang baru. Sementara untuk mode Incognito, Google hanya merombak halaman new tab-nya. Perbedaan paling kentara adalah ikon Incognito dan font yang digunakan.

Chrome 36 juga memperbaiki cara peramban menyampaikan pesan saat browser mengalami crash. Sementara menyangkut launcher untuk aplikasi Linux, Google membuatnya dengan ukuran font yang lebih kecil serta penemoatan yang lebih pas.

Update Chrome 36 juga menurut The Next Web (16/7/2014), mengatasi sekitar 26 masalah keamanan yang dimiliki versi Chrome sebelumnya.

Sementara untuk Chorme versi Android, Google menyertakan fitur dan perbaikan keamanan seperti, peningkatan text-rendering dalam situs yang tidak dioptimalkan untuk versi mobile, selain Doodles yang juga dihadirkan dalam tab baru, serta perbaikan bug dan keamanan lainnya.
Google Chrome 36 bisa diunduh melalui halaman resminya, dengan mengunjungi tautan berikut ini.

Related Posts:

Semakin Canggih Google Plus Rekam Perilaku Pengguna Gmail dan YouTube


Jejaring sosial Google+ mungkin kalah trend dan minim pengguna, apalagi jika dibandingkan dengan Facebook. Namun, Google+ ternyata sangat berguna bagi Google untuk menjalankan bisnis internet dan iklan.

Seperti dikutip dari harian The New York Times, Google+ diumpamakan sebagai lensa untuk melihat perilaku digital seseorang serta mengumpulkan beragam informasi yang dibutuhkan sebagai basis data untuk menyebarkan iklan.

Beberapa analis bahkan mengatakan bahwa Google lebih memahami aktivitas sosial penggunanya di internet dibanding Facebook. Alasannya, begitu mereka membuat akun Google+ untuk menggunakan semua layanan Google, Google bisa merekam perilaku penggunanya di semua layanan yang dimiliki.

Seperti diketahui, Google memiliki layanan yang banyak diandalkan pengguna internet untuk berbagai kebutuhan, seperti mesin pencari Google, Gmail untuk mengirim pesan elektronik, Google Drive untuk menyimpan data secara online, YouTube untuk menikmati konten video, Google Maps untuk mencari alamat, Chrome untuk berselancar internet, serta sistem operasi Android yang pertumbuhan penggunanya amat pesat.

Tanpa akun Google+, sebelumnya Google tidak bisa menentukan apakah seseorang yang mengakses beragam layanan mereka itu orang yang sama atau bukan. Dengan satu akun itulah Google kini bisa membangun database penggunanya, mulai dari apa yang dicari di Google Search, video yang ditonton di YouTube, atau tempat-tempat yang dikunjungi melalui Google Maps.

Database itulah yang sangat dibutuhkan Google untuk melakukan penyebaran iklan yang efektif. Google bisa tahu kebutuhan penggunanya dan menampilkan iklan yang relevan dengan minat dan kebiasaan pengguna.

Google mengklaim saat ini terdapat 540 juta pengguna aktif Google Plus tiap bulannya. Namun diakui Google, hanya separuhnya yang membuka halaman jejaring sosial Google+.

"Google Plus memberikan kesempatan Anda untuk menjadi diri sendiri, dan memberikan pemahaman kepada Google tentang siapa sebenarnya diri Anda," terang Bradley Horowitz, Vice President Product Management Google+.

Saat ini, Google memiliki beberapa layanan yang penggunanya diimbau untuk log-in, seperti browser Chrome, Gmail, Maps, dan YouTube. Begitu Anda membuat sebuah akun Google (salah satu di antaranya), Anda akan "dirayu" untuk membuat profil Google+.

Menurut survei yang dilakukan Nielsen, pengguna unik Google+ dalam satu bulan mencapai 29 juta yang megakses dari situs web, dan 41 juta dari smartphone. Sementara itu, Facebook memiliki 128 juta pengguna unik tiap bulan dari situs web dan 108 juta dari smartphone.

Google mungkin tidak khawatir dengan minimnya jumlah pengguna Google+, tetapi yang jelas, perannya sangat vital bagi masa depan perusahaan.

Related Posts: