Tidak ada orang yang berencana menjadi single parent atau orangtua tunggal. Tapi, kalau terpaksa jadi orangtua tunggal, bagaimana agar tidak depresi dan tetap bahagia? Ini kiatnya.
Anggia Chrisanti Wiranto, konselor dan terapis EFT (emotional freedom technique) di biro psikologi Westaria (www.westaria.com), menuturkan, golongan ini adalah mereka yang bisa menikmati status itu sebagai “anugerah”. “Beberapa hal berikut bisa menjadi solusi, agar para orangtua tunggal berbahagia dan jauh dari depresi. Menjadikan mereka tetap optimum sebagai orangtua bagi anak-anak mereka,” ungkap Anggia. Yuk, simak!
1.Hidup adalah pilihan. Dan setiap pilihan ada di tangan kita. Ketika tiba-tiba kita menjadi orangtua tunggal -- entah karena kematian atau perceraian, menjadi sendiri lagi dengan “amanah” (anak-anak) di tangan, pilihan yang ada adalah depresi atau bahagia. Karena pilihan ada di tangan kita, pilihlah bahagia. Upayakan hal tersebut.
2.Menuntaskan semua masa duka yang dipenuhi rasa sedih, marah, takut, malu, merasa hidup (Tuhan) tidak adil, dan emosi negatif lainnya. Karena setiap emosi negatif yang mengendap akan menjadi unfinished bussiness yang bahkan menyulitkan kita untuk sekadar berdiri, apa lagi untuk maju dan berlari.
3.Menganggapnya sebagai anugerah alih-alih tanggung jawab yang terasa lebih membebani. Cobalah menganggap, status orangtua tunggal adalah keistimewaan yang tidak diberikan kepada siapa saja. Mungkin, hanya orang-orang kuat dan istimewa yang bisa menerima dan menjalani anugerah ini.
4.Don’t push the limit! Ingat, kita tidak akan pernah mampu menggantikan sebentuk sosok. Laki-laki (ayah) tidak akan pernah menjadi sosok ibu. Perempuan (ibu) tidak akan pernah menjadi sosok ayah. Jadi, menjadi single parent bukan berarti menjalani peran ganda.
5.Apa yang sebetulnya dibutuhkan anak-anak, bukanlah sosok ayah atau ibu, melainkan figur ayah atau ibu. Sosok dan figur jelas berbeda. Sosok adalah fisik. Sedangkan figur adalah peran dan fungsi sosok itu. Maka, jika kita dihadapkan pada posisi sebagai orangtua tunggal, yang harus dimaksimalkan adalah mengadaptasi (sebagian, karena tidak mungkin seluruhnya) peran dan fungsi sosok pasangan kita. Figur ibu: pusat rasa nyaman, seperti menyediakan kebutuhan, memenuhi afeksi (perhatian, sentuhan, pelukan), dan lain-lain. Figur ayah: pusat rasa aman, seperti peduli, percaya, disiplin, dan lain-lain.
6.Hidup adalah sekolah. Setiap hari proses belajar. Kita tidak harus selalu menjadi yang terbaik. Maka, jangan pernah takut salah. Tetaplah belajar dari hal kecil, saat ini juga, untuk menjadi (semakin) benar. Menjadi orangtua tunggal yang benar. Semoga Bermanfaat dan Memberikan Motivasi....
0 Response to "6 Kiat jadi Single Parent Tanpa Depresi"
Posting Komentar